Wednesday, November 26, 2008

Laporan Fieldtrip ke Pasar tradisional dan Supermarket






Akhirnya pada hari Rabu tanggal 26 November 2008, jadi juga siswa kelas 2 fieltrip ke pasar. Lokasi yang dituju adalah pasar Balubur dan Superindo di jalan Dago. Sebelum fieldtrip anak-anak sudah dibekali materi tentang " Needs and Wants".Lalu mereka membuat daftar kebutuhan dan keinginan.

Di pasar Balubur anak-anak belanja kebutuhan untuk proyek akhir Pasar Murah. Mereka juga belajar menawar harga. Ada beberapa anak yag terlihat jijik masuk pasar tradisional di karenakan lokasi yang agak kotor dan bau. Setelah itu mereka ke Superindo. Disana mereka belajar untuk berbelanja sesuai kebutuhan, dengan uang yang mereka bawa dari rumah . Anak perempuan tergolong irit. Mereka berbelanja seperlunya saja, sesuai catatan belanja . Sampai sampai ketika saya pegang sepotong roti mereka langsung bilang " eeitt bu guru, ingat belanja sesuai kebutuhan ya..! Langsung saya menjawab " Bu guru laper.. jadi bu guru butuh roti untuk makan." ( tapi akhirnya saya gak jadi beli roti ). Berbeda dengan anak laki-laki yang berbelanja tidak sesuai catatan belanja. Mereka mudah sekali terpengaruh temannya. Ada yang beli eskirim, ikutan beli eskrim.. Tapi ada juga yang tidak berbelanja sama sekali karena bingung mau beli apa , padahal sudah ada catatan belanja. Pokoknya anak laki-laki heboh deh ketika belanja! Kok terbalik ya?
Pulang dari pasar , anak-anak dan guru berdiskusi tentang kegiatan tadi. Siswa diminta memberikan pendapat dan perbandingan antara pasar tradisonal dan Supermarket. Dari situasi pasar, harga yang ditawarkan, barang yang dijual sampai cara pembelian dan pembayaran. Jawabannya bermacam-macam : pasar tradisonal bau lah, becek, kotor tapi harganya murah dan bisa ditawar. Kalau Supermarket bersih, luas, gak bau, tapi harganya mahal-mahal dan tidak bisa nawar.

Setelah itu kita membahas uang yang sudah dibelanjakan di Supermarket.Berapa yang sudah dibelanjakan mereka catat di kertas, sisanya mereka sisihkan untuk di tabung di celengan rumah dan untuk sedekah.

Ketika saya tanya kok anak laki-laki pada beli eskrim? Apakah kalian membeli eskirim berdasarkan kebutuhan dan keinginan saja ? Dengan diplomatis mereka menjawab : " Kita butuh eskrim bu.. abis udah lama gak makan eskrim.." Dasar anak-anak..bisa aja menjawab.